Senin, 31 Maret 2014

Posted by Muhammad Yusuf | File under :



Bendungan atau dam merupakan konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.

Bendungan (dam) dan bendung(weir) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda. Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai. Air sungai yang permukaannya dinaikkan akan melimpas melalui puncak / mercu bendung (overflow). Dapat digunakan sebagai pengukur kecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa juga sebagai penggerak pengilingan tradisional di negara-negara Eropa. Di negara dengan sungai yang cukup besar dan deras alirannya, serangkaian bendung dapat dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi air. Di Indonesia, bendung dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah dari muka tanah yang akan diairi.

Seperti halnya daerah ibukota Jakarta yang sering kali mengalami dampak luapan air sungai . Penyebabnya bervariasi ,dari buang sampah yang sembarangan, cuaca yang ekstrem , dan dangkalnya volume sungai . Dari sekian banyak permasalahan, terpikirkan oleh saya untuk membuat konsep penanggulangan banjir,salah satunya membuat prototype pintu air bendungan otomatis . Prinsip kerja sama saja dengan pintu air bendungan pada umunya . Hanya saja untuk pintu bendungan yang satu ini dapat beroperasi secara otomatis tanpa adanya ikut campur tangan manusia . Dengan metode otomatis ini besar harapan agar pengoperasian pintu air menjadi lebih praktis dan efisien . 
Posted by Muhammad Yusuf | File under :

 

1.Silogisme

Pengertian
Silogisme, adalah temuan terbesar Aristoteles. Bertrand Russell berpendapat bahwa Aristoteles telah memberi pengaruh yang demikian besar terhadap pengetahuan. Pengaruh terbesarnya adalah dalam bidang logika terkusus silogisme.(History of the Western Philosophy, London, George Allen & Unwin LTD, 1974, hal 206). Secara sederhana silogisme merupakan penarikan kesimpulan secara tak langsung yang berbeda dari Eduksi. Namun mari kita simak pendapat ahli tentang ini.

Pengertian Silogisme Menurut Para Ahli
Sebagai pencipta silogisme, Aristoteles mendefinisikan silogisme sebagai: "Argumen yang konklusinya diambil secara pasti dari premis-premis yang menyatakan permasalahan yang berlainan." (Richard B. Angel, Reasoning and Logic, New York, 1964) Silogisme adalah suatu bentuk penarikan konklusi secara deduktif tak langsung, yang konklusinya ditarik dari premis yang disediakan serentak (*1) Silogisme merupakan bentuk penyimpulan tak langsung (mediate inference). Dikatakan demikian karena dalam silogisme kita menyimpulkan pengetahuan baru yang kebenarannya diambil secara sintetis dari dua permasalahan yang dihubungkan dengan cara tertentu, yang tidak terjadi dalam penyimpulan melalui eduksi. (*2) Ketiga pengertian di atas pada dasarnya bermakna sama, hanya menggunakan bahasa yang berbeda, Oleh karena itu mari kita melihat contoh silogisme.

Contoh Silogisme
Karena silogisme merupakan penarikan konklusi secara tak langsung, maka konklusinya haruslah ditarik dari dua premis. Contoh:
-          Semua manusia adalah mortal (premis 1 atau mayor)
-          Sokrates adalah manusia (premis 2 atau minor)
-          Sokrates adalah mortal (Konklusi)

Konklusi yang diambil pada contoh di atas adalah sah menurut penalaran deduktif, karena ditarik secara logis dari dua premis yang mendukungnya. Sedang apakah pernyataan itu benar, maka itu harus dikembalikan pada kebenaran premis yang mendahuluiny. Tentu, bila ke dua premis yang menjadi acuan adalah benar, maka konklusinya akan menghasilkan kebenaran juga. Dengan demikian, ketepatan konklusi tergantung dari tiga hal yakni: kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor dan keabsahan pengambilan konklusi.Sekiranya ke tiga unsur itu tidak terpenuhi, maka akan menghasiklan konklusi yang salah. Contoh:

-          Semua yang keras adalah tidak berguna
-          Air adalah tidak keras
-          Air adalah tidak berguna

Perlu dicatat bahwa proposisi tempat kita mengambil konklusi bukanlah proposisi yang memiliki hubungan oposisi, melainkan proposisi yang memiliki hubungan independen. Bukan sembarang hubungan independen, melainkan memiliki term persamaan. Dengan kata lain, dua permasalahan baru akan dapat ditarik konklusi dari keduanya bila memiliki term yang menghubungkan keduanya.

Hukum Hukum Silogisme dan Contoh Silogisme
Untuk mendapat kesimpulan yang benar, maka patokan-patokan silogisme mesti diperhatikan.
1. Apabila dalam satu premis partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
Contoh:
Semua yang halal dimakan menyehatkan
Sebagian makanan tidak menyehatkan
Sebagian makan tidak halal dimakan (konklusi tidak boleh semua makanan tidak halal dimakan)
2. Apabila salah satu premis negatif, konkusi harus negatif juga.
Contoh:
Semua korupsi tidak disenangi
Sebagian pejabat adakah korupsi
Sebagian pejabat tidak disenangi (kesimpulan tidak boleh sebagian pejabat disenangi)
3. Dari dua premis partikular, konklusi adalah tidak sah.
Contoh:
Beberapa logam dibakar meleleh
Beberapa kayu dibakar terbakar
Beberapa batu dipanaskan meleleh (menghasilkan kesimpulan yang salah)
4. Penarikan konklusi dari dua premis negatif adalah tidak sah.
Contoh:
Kerbau bukan mawar
Kucing bukan mawar
(Konklusi tidak ada)
5. Dari dua proposisi yang term penengahnya tidak tertebar akan menghasilkan konklusi yang salah.
Contoh:
Semua ikan berdarah dingin
Binatang itu berdarah dingian
Binatang ini adalah ikan (padahal bisa juga binatang melata)
6.Term predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada premisnya. Bila tidak akan menghasilkan konklusi yang salah.
Contoh:
Kerbau adalah binatang
Kambing bukan kerbau
Kambing bukan binatang (Binatang pada konklusi adalah term negatif, sedang pada premis positif)
7. Term penengah mesti bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun minor. Bila term penengah ambigu akan dapat menghasilkan kesimpulan yang salah.
Contoh:
Bulan itu adalah bersinar di langit
Nabilah datang bulan
Nabilah bersinar di langit
8. Silogisme harus terdiri dari tiga term: term subjek, term predikat dan term middle.

Sumber:
1. Ibn Taimiyah VS Para Filosof: Polemik Logika, Dr. Zainun Kamal, MA., Raja Grafindo Persada, jakarta, 2006
2. Logika, Drs. H. Mindiri, Jakarta, Rajawali Pres, 2009. Demikian pengertian silogisme dan contoh silogisme