Senin, 31 Maret 2014

Posted by Muhammad Yusuf | File under :

 

1.Silogisme

Pengertian
Silogisme, adalah temuan terbesar Aristoteles. Bertrand Russell berpendapat bahwa Aristoteles telah memberi pengaruh yang demikian besar terhadap pengetahuan. Pengaruh terbesarnya adalah dalam bidang logika terkusus silogisme.(History of the Western Philosophy, London, George Allen & Unwin LTD, 1974, hal 206). Secara sederhana silogisme merupakan penarikan kesimpulan secara tak langsung yang berbeda dari Eduksi. Namun mari kita simak pendapat ahli tentang ini.

Pengertian Silogisme Menurut Para Ahli
Sebagai pencipta silogisme, Aristoteles mendefinisikan silogisme sebagai: "Argumen yang konklusinya diambil secara pasti dari premis-premis yang menyatakan permasalahan yang berlainan." (Richard B. Angel, Reasoning and Logic, New York, 1964) Silogisme adalah suatu bentuk penarikan konklusi secara deduktif tak langsung, yang konklusinya ditarik dari premis yang disediakan serentak (*1) Silogisme merupakan bentuk penyimpulan tak langsung (mediate inference). Dikatakan demikian karena dalam silogisme kita menyimpulkan pengetahuan baru yang kebenarannya diambil secara sintetis dari dua permasalahan yang dihubungkan dengan cara tertentu, yang tidak terjadi dalam penyimpulan melalui eduksi. (*2) Ketiga pengertian di atas pada dasarnya bermakna sama, hanya menggunakan bahasa yang berbeda, Oleh karena itu mari kita melihat contoh silogisme.

Contoh Silogisme
Karena silogisme merupakan penarikan konklusi secara tak langsung, maka konklusinya haruslah ditarik dari dua premis. Contoh:
-          Semua manusia adalah mortal (premis 1 atau mayor)
-          Sokrates adalah manusia (premis 2 atau minor)
-          Sokrates adalah mortal (Konklusi)

Konklusi yang diambil pada contoh di atas adalah sah menurut penalaran deduktif, karena ditarik secara logis dari dua premis yang mendukungnya. Sedang apakah pernyataan itu benar, maka itu harus dikembalikan pada kebenaran premis yang mendahuluiny. Tentu, bila ke dua premis yang menjadi acuan adalah benar, maka konklusinya akan menghasilkan kebenaran juga. Dengan demikian, ketepatan konklusi tergantung dari tiga hal yakni: kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor dan keabsahan pengambilan konklusi.Sekiranya ke tiga unsur itu tidak terpenuhi, maka akan menghasiklan konklusi yang salah. Contoh:

-          Semua yang keras adalah tidak berguna
-          Air adalah tidak keras
-          Air adalah tidak berguna

Perlu dicatat bahwa proposisi tempat kita mengambil konklusi bukanlah proposisi yang memiliki hubungan oposisi, melainkan proposisi yang memiliki hubungan independen. Bukan sembarang hubungan independen, melainkan memiliki term persamaan. Dengan kata lain, dua permasalahan baru akan dapat ditarik konklusi dari keduanya bila memiliki term yang menghubungkan keduanya.

Hukum Hukum Silogisme dan Contoh Silogisme
Untuk mendapat kesimpulan yang benar, maka patokan-patokan silogisme mesti diperhatikan.
1. Apabila dalam satu premis partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
Contoh:
Semua yang halal dimakan menyehatkan
Sebagian makanan tidak menyehatkan
Sebagian makan tidak halal dimakan (konklusi tidak boleh semua makanan tidak halal dimakan)
2. Apabila salah satu premis negatif, konkusi harus negatif juga.
Contoh:
Semua korupsi tidak disenangi
Sebagian pejabat adakah korupsi
Sebagian pejabat tidak disenangi (kesimpulan tidak boleh sebagian pejabat disenangi)
3. Dari dua premis partikular, konklusi adalah tidak sah.
Contoh:
Beberapa logam dibakar meleleh
Beberapa kayu dibakar terbakar
Beberapa batu dipanaskan meleleh (menghasilkan kesimpulan yang salah)
4. Penarikan konklusi dari dua premis negatif adalah tidak sah.
Contoh:
Kerbau bukan mawar
Kucing bukan mawar
(Konklusi tidak ada)
5. Dari dua proposisi yang term penengahnya tidak tertebar akan menghasilkan konklusi yang salah.
Contoh:
Semua ikan berdarah dingin
Binatang itu berdarah dingian
Binatang ini adalah ikan (padahal bisa juga binatang melata)
6.Term predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada premisnya. Bila tidak akan menghasilkan konklusi yang salah.
Contoh:
Kerbau adalah binatang
Kambing bukan kerbau
Kambing bukan binatang (Binatang pada konklusi adalah term negatif, sedang pada premis positif)
7. Term penengah mesti bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun minor. Bila term penengah ambigu akan dapat menghasilkan kesimpulan yang salah.
Contoh:
Bulan itu adalah bersinar di langit
Nabilah datang bulan
Nabilah bersinar di langit
8. Silogisme harus terdiri dari tiga term: term subjek, term predikat dan term middle.

Sumber:
1. Ibn Taimiyah VS Para Filosof: Polemik Logika, Dr. Zainun Kamal, MA., Raja Grafindo Persada, jakarta, 2006
2. Logika, Drs. H. Mindiri, Jakarta, Rajawali Pres, 2009. Demikian pengertian silogisme dan contoh silogisme


2.Entimen

 

Pengertian
Praktek nyata berbahasa dengan pola silogisme memang jarang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik tulisan maupun lisan. Namun entimen (yang pada dasarnya adalah pola silogisme) sering dijumpai pemakaiannya. Di dalam entimen salah satu premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

Contoh:
-          Menipu adalah dosa karena merugikan orang lain.
Kalimat di atas dapat dipenggal menjadi 2 bagian:
- Menipu adalah dosa. >> Kesimpulan
- Karena (menipu) merugikan orang lain. >> Premis Minor, karena bersifat khusus.

Dalam kalimat di atas, premis yang dihilangkan adalah premis mayor. Untuk melengkapinya kita harus ingat bahwa premis mayor selalu bersifat lebih umum, jadi tidak mungkin subjeknva "menipu". Kita dapat menalar kembali dan menemukan premis mayornya: Perbuatan yang merugikan orang lain adalah dosa.
Untuk mengubah entimem menjadi silogisme, mula-mula kita cari dulu simpulannya. Kata-kata yang menandakan simpulan ialah kata-kata seperti: jadi, maka, karena itu, dengan demikian, dan sebagainya. Kalau sudah, kita temukan apa premis yang dihilangkan.

Referensi:
http://rafika-afriyani.blogspot.com/2010/03/menulis-merupakan-proses-bernalar.html
http://kallolougi.blogspot.com/2010/07/silogisme-silogisme-kategorik.html
 


0 komentar:

Posting Komentar